Mokondo Singkatan dari Fenomena Sosial yang Makin Marak

mokondo singkatan dari

Eh, tahu nggak sih kalau belakangan ini banyak yang nyebut-nyebut istilah mokondo di media sosial? Buat yang belum familiar, mokondo singkatan dari “modal k****l doang”. Iya, agak frontal sih, tapi istilah ini jadi sindiran pedas buat orang—biasanya laki-laki—yang cuma modal tampang dan rayuan gombal buat dapetin perhatian (dan keuntungan) dari pasangan, tanpa usaha atau kontribusi yang sepadan.

Fenomena ini makin sering ditemui, apalagi di era dating apps dan gaya hidup instan. Tapi sebenarnya, apa sih makna dari mokondo ini? Kenapa istilah ini bisa muncul dan digunakan luas di kalangan anak muda? Yuk, kita bahas lebih lanjut.


Asal Usul dan Arti Mokondo Singkatan dari Apa?

Kalau kita kupas dari kata-katanya, mokondo singkatan dari “modal k****l doang”. Istilah ini muncul dari bahasa gaul netizen Indonesia sebagai bentuk kritik terhadap perilaku yang dianggap nggak adil dalam hubungan. Bukan cuma soal uang, tapi soal effort juga. Orang yang disebut mokondo biasanya nggak mau repot-repot berusaha, tapi tetap pengen dihargai, dilayani, bahkan di-sugar mommy-in.

Arti Harfiah vs Makna Sosial

  • Arti Harfiah: Modal alat kelamin saja, tanpa usaha lain.
  • Makna Sosial: Seseorang yang memanfaatkan daya tarik fisik atau seksualitasnya untuk keuntungan pribadi tanpa kontribusi emosional, finansial, atau sosial yang setimpal.

Jadi, istilah ini lebih ke arah perilaku manipulatif yang dibalut dengan pesona fisik.


Contoh Perilaku Mokondo dalam Kehidupan Sehari-Hari

Biar makin kebayang, ini dia beberapa contoh real-life yang bisa dikategorikan sebagai perilaku mokondo:

  • Minta dibayarin terus tiap kali kencan, padahal bisa patungan.
  • Nggak pernah inisiatif ngajak ngobrol serius soal masa depan, tapi rajin kirim selfie sambil kode minta hadiah.
  • Gak pernah bantu nyusun acara atau planning bareng pasangan, tapi pengen terus dilayani dan dimengerti.
  • Pura-pura sayang tapi niatnya cuma numpang tinggal, numpang fasilitas, atau numpang kenyamanan.

Jujur aja, ini bukan cuma soal uang ya, tapi soal tanggung jawab dan rasa saling menghargai.


Kenapa Istilah Mokondo Jadi Populer?

Popularitas istilah ini sebenarnya muncul dari keresahan bersama. Banyak perempuan yang mulai vokal dan sadar bahwa mereka nggak mau lagi diperlakukan sebagai “provider emosional” atau bahkan “dompet berjalan”. Istilah mokondo jadi bentuk ekspresi untuk melawan relasi yang timpang.

Di TikTok, Instagram, bahkan di forum-forum online kayak Twitter (X), kata ini sering dipakai buat nyindir atau ngebuka diskusi soal red flags dalam hubungan. Dalam dunia yang semakin melek akan toxic relationship, istilah ini punya fungsi sosial yang cukup penting juga.


Cara Menghindari atau Menghadapi Mokondo

Kalau kamu lagi dekat dengan seseorang dan mulai merasa dia cuma manfaatin kamu, ini beberapa hal yang bisa dilakukan:

Tabel Deteksi Awal “Ciri-Ciri Mokondo”

Tanda-Tanda AwalPenjelasan Singkat
Selalu minta tapi jarang ngasihMinta bantuan, uang, atau barang, tapi pelit effort.
Gombal terus, tanpa tindakanBanyak janji manis, tapi nggak ada bukti nyata.
Nggak pernah ngajak diskusiHindari pembicaraan serius soal masa depan.
Suka playing victimSetiap dikritik, langsung drama.
Fokus ke penampilanMerasa cukup dengan fisik aja buat dapat perhatian.

Kalau mulai muncul 2–3 ciri di atas, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan “mokondo certified”.

Baca juga: DBF Singkatan dari: 7 Rahasia Terbaik Seputar


Mokondo vs Sugar Baby: Apa Bedanya?

Meskipun mirip, mokondo dan sugar baby punya perbedaan penting. Sugar baby biasanya menjalani hubungan berdasarkan kesepakatan yang jelas, meski masih kontroversial secara moral dan sosial.

Sedangkan mokondo, biasanya tidak ada kesepakatan. Dia mengambil tanpa memberi. Bahkan kadang ngeles dan bikin seolah-olah dirinya korban. Itu yang bikin istilah ini dianggap lebih problematik.


Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Mokondo Singkatan dari

1. Apa arti lengkap dari mokondo singkatan dari?

Mokondo adalah singkatan dari “modal kemaluan doang”, yang digunakan untuk menyindir pria yang hanya mengandalkan tampang atau seksualitasnya dalam hubungan, tanpa kontribusi lain.

2. Apakah istilah mokondo hanya berlaku untuk pria?

Meskipun umumnya ditujukan pada pria, secara teknis istilah ini bisa juga berlaku untuk siapa saja yang bersikap manipulatif dalam hubungan tanpa memberi timbal balik.

3. Apakah menyebut seseorang mokondo termasuk body shaming?

Bukan. Istilah ini lebih ke arah kritik terhadap perilaku, bukan bentuk tubuh atau fisik seseorang.

4. Bagaimana cara tahu kalau pasangan kita termasuk mokondo?

Lihat apakah dia mau berusaha bareng, saling bantu, dan ada rasa hormat timbal balik. Kalau tidak, bisa jadi dia termasuk kategori mokondo.

5. Kenapa istilah mokondo viral di media sosial?

Karena banyak orang merasa relate dan mulai terbuka soal hubungan yang timpang. Istilah ini jadi semacam “kode” untuk memperingatkan satu sama lain.


Kesimpulan

Fenomena mokondo singkatan dari “modal k****l doang” memang menggambarkan realita sosial yang terjadi di sekitar kita. Bukan cuma soal siapa yang bayar atau siapa yang lebih dominan, tapi soal keadilan, usaha, dan rasa saling menghargai dalam hubungan.

Jadi, penting banget buat kita lebih peka, nggak gampang terbuai sama rayuan kosong, dan tahu kapan harus bilang cukup. Kalau kamu pernah ketemu mokondo atau punya pengalaman serupa, yuk share di kolom komentar. Ceritamu bisa bantu orang lain buat lebih waspada!

Scroll to Top